Iklan Terbaru :
  • pasang iklan

Angin Hampa

Minggu, 06 Mei 2012
Karya: Nanda Arina Manasikana
Kategori: Puisi Cinta
 
Bantal empuk menjadi sasaran bagi si bulat berijuk hitam
Menyandarkan tubuh pada hangatnya rajutan kapas
Terik matahari menyilau di sebelah timur dengan gagahnya
Ketika itu pula kubangunkan kelopak mata ini
Berjalan dengan perlahan menoleh ke belakang
Sedikit namun pasti, aku mencoba tuk membalikkan hadapanku
Tak boleh lagi kebelakang! Kataku.


Ketukan pintu terdengar dari arah sana, membuatku terdiam
Siapakah gerangan? Hah, acuhkan saja.
Mungkin hanya angin yang mengetukkan pintu dengan iramanya
Dan benar kataku, itu hanyalah “angin”

Sebulan yang lalu, tlah pergi sosok angin dari tubuh ini
Angin yang terasa dingin dan sejuk
Namun terkadang terasa hangat di tubuh
Dialah anginku, angin sejuta kenangan
Hidupku dibuatnya terbang bersama, sampai aku benar-benar bisa merasakan surga dunia

Namun tibalah kecelakaan itu yang kini membuatku jatuh
Angin itu pergi
Terbang bersama angin lainnya
Dan pergi meninggalkanku,
Selamanya.

Terbiasa aku mengacuhkannya sekarang
Walaupun tertusuk batin dan ragaku, aku mencoba tetap berjalan ke depan
Sampai kiranya aku bisa merasakan ia ada
Ada disini bersama hari-hariku

Tiap paginya mengucapkan salam lewat pintu
Yang kudengar lewat ketukan berirama itu
Persis seperti ketukan yang selalu ia lakukan ketika aku masih bersamanya
Di tiap pagi hari.

Berikan rating untuk memilih puisi diatas sebagai Pemenang Puisi terbaik 2012.

Untuk melihat seluruh Pemenang Puisi Terbaik klik DISINI. Sobat juga dapat berkesempatan untuk menang, silahkan kirimkan puisi karya sobat DISINI.

0 komentar:

Posting Komentar